Senin, 06 Februari 2012

cinta dan tanggung jawab

Cinta dan… Tanggung Jawab?

Tulisan ini merupakan ringkasan dari artikel berseri yang didasarkan pada buku Men, Women and The Mystery of Love. Penulis aslinya, Edward P. Sri memberikan berbagai pemahaman yang mendalam tentang hubungan pria-wanita seperti yang terdapat pada buku Love and Responsibility yang ditulis oleh beato Yohanes Paulus II. Saya akan merangkum tulisan berseri tersebut dalam bahasa Indonesia. Artikel aslinya bisa dilihat disini.
Hal penting dalam persatuan pribadi dalam kehidupan pernikahan adalah cinta yang memberikan diri (self-giving love) secara timbal balik dan adanya kesadaran akan tanggung jawab satu sama lain sebagai sebuah hadiah/karunia. Tema tentang tanggung jawab ini begitu penting sehingga diletakkan dalam judul buku ini “Cinta dan Tanggung Jawab”, buku yang berbicara tentang cinta, pernikahan, dan hubungan pria-wanita.
Apa itu tanggung jawab? Dan bagaimana tanggung jawab mengubah hubungan antara kekasih, tunangan, dan “orang-orang penting lainnya?” Hal inilah yang akan kita pahami lebih lanjut dalam artikel ini.
Tanggung Jawab
Dalam betrothed love, cinta yang penuh melibatkan pria dan wanita yang saling memberikan dirinya. Pemberian diri ini merupakan tindakan mempercayakan diri secara total kepada pribadi lain – penyerahan preferensi, kebebasan, dan kehendak sendiri demi kepentingan orang lain.
Ini berarti dalam betrothed love, kekasihku memberikan diri kepadaku secara menyeluruh. Ia dengan bebas dan penuh cinta menyerahkan otonominya dan mengkomitmenkan kehendaknya bagi kebaikan pernikahan kami. Karena ia mempercayakan kehidupannya kepadaku dalam cara yang unik ini, aku harus memiliki kesadaran akan tanggung jawab baginya – demi kesejahteraannya, kebahagiaannya, rasa aman emosionalnya, dan kekudusannya. Seperti yang dijelaskan Wojtyla,”Di dalam cinta ada tanggung jawab khusus – tanggung jawab untuk seorang pribadi yang ditarik ke dalam persekutuan yang paling dekat dalam kehidupan dan aktivitas orang lain, dan menjadi pihak yang memperoleh keuntungan dari hadiah diri/pemberian diri ini” (hal. 130)
Wojtyla juga memberikan standar bagi cinta yang sifatnya counter-cultural :”Semakin besar rasa tanggung jawab bagi pribadi lain semakin besar adanya cinta yang sejati” (hal. 131).  Perhatikan bahwa beliau tidak mengatakan bahwa semakin kuat emosi yang dirasakan, semakin besar cinta itu. Pengukuran yang tepat untuk cinta bukan berapa banyak seseorang menikmati kebersamaan dengan kekasihnya atau seberapa besar kenikmatan yang ia terima dari kekasihnya. Cinta yang autentik tidak berpusat pada diri, tidak hanya melihat ke dalam emosi dan keinginanku secara konstan. Cinta yang sejati melihat ke luar dalam kekaguman, ia melihat kekasihku yang telah mempercayakan dirinya kepadaku, dan ia memiliki kesadaran akan tanggung jawab yang  mendalam bagi kebaikannya, khususnya dalam fakta ia telah mempercayakan dirinya kepadaku dalam cara ini.
Menerima Hadiah
Untuk lebih memahami peran tanggung jawab dalam sebuah hubungan, mari kita mempertimbangkan dua aspek dalam cinta yang memberikan diri (self-giving love). Di satu sisi, ada pemberian diri  : kekasihku memberikan dirinya kepadaku, dan aku memberikan diriku kepadanya. Di sisi lain, ada jugapenerimaan pribadi lain : Aku menerima kekasihku sebagai hadiah yang dipercayakan kepadaku, dan ia menerima aku sebagai hadiah jga. Wojtyla mencatat bahwa hal ini merupakan misteri agung reciprocity (timbal balik) dalam pemberian dan penerimaan diri satu sama lain. “Penerimaan juga berarti memberi, dan memberi berarti menerima” (hal. 129)
Bagaimana penerimaan berarti memberi? Dalam arti apa penerimaan terhadap kekasihku menjadi hadiah yang nyata baginya? Pemahaman dari Teologi Tubuh Yohanes Paulus II membantu menjelaskan hal ini [1]. Ketiak ia mengkomentari pernikahan Adam dan Hawa, ia menjelaskan bahwa ketika Hawa diberikan kepada Adam, ia diterima secara penuh oleh Adam, dan dua pribadi menjadi satu secara intim. “Maka pria berkata,’Inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku’…karenanya pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, dan mereka menjadi satu daging” (Kej 2:23-24)
Karena dosa belum masuk ke dunia, Adam tidak berjuang dengan keegoisan. Karenanya, ia mencintai istrnya bukan untuk apa yang ia dapat dari sebuah hubungan (rekan kerja di taman, pertemanan, kesenangan emosional, kesenangan seksual, dst). Namun ia mencintai Hawa seperti ia apa adanyasebagai seorang pribadi. Ia memiliki kesadaran tanggung jawab yang mendalam bagi hawa, dan ia selalu mencari apa yang terbaik bagi dirinya, bukan hanya kepentingannya. Ia tidak pernah melakukan apapun yang akan melukainya.
Kunci dalam Keintiman
Coba tempatkan diri anda di posisi Hawa. Bayangkan anda memiliki kekasih seperti Adam! Bayangkan apa yang Hawa rasakan dengan diterima secara utuh dalam cara itu. Memang, memiliki suami yang dengan suka cita menerima Hawa sebagai hadiah dan mencintainya demi dirinya bagi Hawa, merupakan hadiah yang besar baginya, karena kerinduannya untuk persatuan pribadi bisa dipenuhi. Penerimaan Adam secara utuh/total terhadap Hawa memberikan baginya keamanan, untuk merasa cukup aman dalam mempercayakan hatinya, seluruh hidupnya, secara penuh kepada Adam tanpa rasa takut akan ditinggalkan.  Dengan kata lain, cinta Adam yang berkomitmen dan penerimaannya terhadap Hawa membantu perkembangan di dalam kepercayaan Hawa yang memungkinkan keintiman emosional terjadi.[2]
Inilah kunci dalam persatuan pribadi dalam pernikahan. Karena Hawa percaya penuh kepada cinta Adam baginya, ai tidak pernah merasa takut dimanfaatkan olehnya, disalahpahami olehnya, atau dilukai olehnya. Karenanya, dalam konteks cinta dan tanggung jawab, ia merasa bebas dalam memebrikan dirinay secara utuh kepada suaminya – baik secara fisik, emosional, spiritual – tidak meminta kembali.
Kembali ke Taman
Inilah dinamika yang kita inginkan untuk pernikahan kita : kepercayaan total, yang memungkinkan keintiman pribadi terjadi. Kekasihku akan bertumbuh untuk mempercyaaiku – dan karenanya menyingkapkan hatinya kepadaku – sejauh ia menyadari bahwa aku berkomitmen kepadanya, bahwa aku menerimanya secara utuh, dan aku merasakan tanggung jawab yang besar demi apa yang terbaik baginya.
Ini bukan hal yang mudah dicapai. Tidak seperti Adam dan Hawa di taman, kita telah jatuh. Kita egois, dan kita sering melakukan hal-hal yang melukai orang lain, yang bisa merusak kepercayaan dan menghambat keintiman. Hal ini terjadi ketika seseorang mulai memikirkan dirinya saja, bukan memikirkan apa yang terbaik bagi kekasih kita.
Bagaiman ketika kita pertama kali mengalami kelemahan kekasih kita, dan merasa dilukai oleh hal yang ia lakukan? Ketika kita terluka, kita digoda untuk menjadi frustrasi dengan kekasih kita, kita berkata pada dirikita “Mengapa ia selalu melakukan ini” Ia tidak pernah berubah!”. Kita menjadi defensive (“Ini bukan salahku! Mengapa ia tidak mau mengerti?”). Kita juga menaruh dinding penghalang (“Aku tidak akan memberitahu ia apa yang kurasakan…Ia sudah tidak peduli lagi padaku”). Kita bahkan menarik cinta kita (“Bila aku menikahi orang lain, aku tahu aku tidak akan diperlakukan seperti ini”)
Justru pada saat itulah penerimaan kita dan tanggung jawab bagi pribadi lain paling diuji. Kita seharusnya “mencintai pribadi lengkap dengan segala kebaikan dan kesalahannya, dan sampai pada titik yang independen antara kebaikan dan kesalahan itu” (hal. 135). Ia tidak berkata bahwa kita harus mengabaikan atau menutupi kelemahan dan dosa kekasih kita. Tapi ia menantang kita untuk menghindari memandang kekasih kita melalui sudut pandang pengacara yang menuntut ke muka pengadilan. Walau kita terluka, kita perlu melihat melampaui fakta legal semata (“Ia melakukan ini untukku”) dan melihat pribadi, yang mempertahankan nilai agungnya bahkan ditengah kekurangan dan dosa. Selagi kita melihat semuanya sepanjang refleksi ini, cinta yang sejati diarahkan kepada pribadi – bukan hanya apa yang ia lakukan bagi ku. Jadi ketika kekasih kita sedang tidak memiliki momen yang indah – momen yang tidak menyenangkan bagiku dan faktanya ia melakukan sesuatu yang melukaiku – akankah masih ada cinta yang utuh dan penerimaan baginya?
Itulah pertanyaan yang bisa digunakan dalam mengukur cinta seseorang, seperti yang rangkum oleh Wojtyla :
“Kekuatan cinta muncul palingjelas ketika kekasih kita tersandung, ketika kelemahan dan dosanya menjadi terbuka. Seseorang yang sungguh mencintai tidak menarik cintanya, tapi semakin mencintainya, mencintai dalam kesadaran penuh akan kekurangan dan kesalahan yang lain, dan tanpa menyetujui kesalahan tersebut. Karena seorang pribadi tidka pernah kehilangan nilai esensialnya. Emosi yang melekatkan dirinya pada nilai pribadi tetap setiap kepada manusia” (hal. 135)
Hal ini tentu serupa dengan cara Tuhan mencintai kita. Meskipun kita memiliki banyak dosa dan kegagalam, Allah tetap percaya pada kita, melihat kita dengan sabar dan penuh kasih pada kesalahan-kesalahan kita. Ia bertahan bersama kita bahkan ketika kita melakukan perbuatan yang melukai hubungan kita dengannya.
Karenanya, bila kita ingin seperti Kristus dalam pernikahan kita, hal pertama dan terutama adlah kita harus mengembangkan sikap mencinta yang lebih dalam dan penerimaan apa adanya bagi kekasih, dengan segala ketidaksempurnaannya. Bukannya mencoba mengubah mereka atau menjadi kesal dengan kesalahan mereka, kita harus tetap berkomitmen dengan teguh pada mereka sebagai pribadi yang telah dipercayakan pada kiat sebagai hadiah. Sikap fundamental kita terhadap kekasih kita ditengah kelemahan mereka bukanlah kebingungan, sikap bertahan, atau merasa terganggu, melainkan penerimaan yang teguh di hati kita, yang menerima ia apa adanya, bersabar dengan kesalahannya. Ketika kita melakukan ini, kita mulai mencintai seperti Allah mencintai kita. (cornelis - Lux Veritatis)....
terimakasih atas tulisan ini...membuat saya menjadi terinpirasi......

Senin, 21 Maret 2011

kisi-kisi soal untuk ujian sekolah IPA

1. terjadinya gempa bumi
2. terjadinya tsunami
3. akibat dari rotasi dan revolusi bumi
4. limbah (cair,padat, gas)
5. Polusi (air,tanah,udara)
6. Ekosistem
7. AMDAL

Minggu, 20 Maret 2011

UJIAN......oh.......UJIAN

ujian selalu ditakuti ataupun sangat membuat malas setiap orang yang sedang belajar khususnya siswa atau pelajar.......
he he he .....inget2 waktu masih jadi pelajar dan mahasiswa.....kalo sudah denger kata ujian....rasanya takut....beban....ndak bisa tidur dengan nyenyak.......tapi itu yang membuat cara belajar kita menjadi mengasyikan betul tidak (ya kalau salah mohon maaf saja)......
bagiku bukan saja pelajar dan mahasiswa saja yang harus mengalami ujian tetapi semua orang yang belajar juga akan mengalami suatu ujian...jadi untuk adik-adikku jangan takut kalo menghadapi suatu ujian........
justru ujian itu merupakan sampai dimana taraf mental yang kita punya selama ini.........ada seorang pria dewasa yang mengatakan bagaimana kamu disebut pejuang kalo saja sebelum berjuang kamu sudah menyerah (mungkin semua orang juga berkata seperti itu).......
pernah suatu saat aku juga mengalami suatu ujian......dan ditengah-tengah ujian...pikiranku mampet alias sudah blank tidak ide jawaban yang harus dijawab.......wah mulai pikiran negatif datang.....jangan-jangan........wah pokoknya buruk deh pikiran ini..........
tapi aku inget ada seorang pria mengatakan hal ini......jika kamu sudah tidak mempunyai ide untuk menjawab coba tutup mata dan berdoa 'Tuhan bantu aku untuk menjawabnya" dan setelah dalam diri sendiri harus juga berkata "bahwa aku pasti bisa" itupun hanya membutuhkn waktu 60 detik saja.....cuman melakukannya harus dengan pikiran tenang......
masih inget juga kalau waktu ujian UNAS dengan 3 mata pelajaran yang diujikan...banyak cerita yang sampai saat ini masih teriang-iang.........
waktu itu aku dan temen-teman dilanda stress berat karena 3 mata pelajaran tersebut harus lulus dengan nilai diatas 3,00.....wow....itu sih masih kecil ketimbang adik-adik yang sekarang harus lulus setiap mata pelajaran lebih 4,00 dengan nilai rata2 5,5.....
semnagat ya dek.....saya yakin adik pasti bisa.......

Minggu, 13 Maret 2011

Derita Cinta.....(yang aq ambil dari pak Mario Teguh)

kadang-kadang cinta membuat aku merasa paling bahagia di dunia ini, tetapi sesaat kemudian cinta juga bisa membuat aku menjadi orang yang paling menderita di dunia......
memang keajaiban dari cinta........tetapi semuanya memang harus di lalui oleh setiap orang........
aku juga membaca di kitab suci...bahwa Tuhan menciptakan manusia itu untuk berpasangan.......namun mengapa berpasangan selalu ada orang ketiga yang hadir dalam kehidupan dua orang yang berpasangan...apakah itu juga disebut berpasangan ? semua jawaban ini bisa dijawab oleh semua orang dengan opini-opini yang berbeda-beda.
pada acara yang di pandu oleh Pak Mario.....banyak yang bertanya mengapa di setiap hubungan pada umumnya selalu terjadi yang namanya perselingkuhan......tapi aku lupa Pak Mario menjawab apa.....abisnya cuman liat mau menjelang sesi-sesi yang terakhir......bahwa Pak Mario mengatakan juga bahwa seseorang yang selingkuh juga menderita......pertanyaan yang muncul di benak saya......jika sudah merasakan penderitaan mengapa harus dilakukan ? itu tidak perlu dijawab....tetapi teman saya berkata kepada saya....bahwa dalam menjalin suatu hubungan yaitu pacaran ataupun yang lainnya...pastilah akan mengalami suatu kejenuhan dan kebosanan...tetapi dia mengatakan semuanya itu merupakan resiko yang akan dialami,,,,dan jika itu bisa dilalui maka itu merupakan awal dari pertahanan suatu hubungan jika akan melangkah dalam pernikahan........karena dalam pernikahan meruapakn suatu komitmen yang seumur hidup harus dijalanin.......pertanyaannya Beranikah saya mengambil resiko tersebut ?
penderitaan terhadap cinta pernah aku alami......dan pada awalnya aku berpikir aku adalah wanita yang mendeita...tapi bukan itu jalan keluarnya.....Berdoa dan mengharap pada Tuhan adalah jawabannya.....penderitaan itu tidak aku alami sendirian tetapi semua orang yang sayang pada diriku juga menderita.....jadi kata Pak Mario jika menderita karena cinta maka obatnya Jatuh Cinta lagi....karena semuanya itu tidak lepas satu sama lain dan terus berhubungan......
Cinta yang Hilang...Cinta yang kembali......
semuanya ini aku peajari untuk pendewasaan dalam diriku......
seperti upadate status yang ditulisnya pada jejaring sosial......
Someday.....i will hear Someone asking me....Will U marry With me ? i Will always that moment.....
Thanks to Mr. Mario Teguh.......

Jumat, 04 Maret 2011

my lovely sister

namanya JUSTINA ROSA INDRIATI.......
dia adalah seorang wanita yang tangguh yang pernah ada dalam hidupku......
saking ketangguhan sering orang berpendapat bahkan aq pun mengganggap kalo dia keras kepala.......
sebenarnya bukan keras kepala melainkan berpegang pada prinsip.........
dia seorang yang sangat berpegang pada Yesus.........
dia juga mengalami suatu perasaan cinta dan sayang yang diberikan Tuhan melalui seorang pria........tetapi pada akhirnya Tuhan berkata lain.......perasaan ternyata dibalas dengan perselingkuhan.....tetapi dia tegar dan kuat menjalani semuanya ini........walaupun itu sulit untuk dilupakan......
tetapi Tuhan tidak pernah tinggal diam..........kesempatan kedua dalam hal merasakan perasaan cinta dan sayang untuk pria diberikan Tuhan kepadanya lagi.....dan saat itu pun terliat di wajahnya sungguh kebahagiaan yang terliat di wajahnya....aku pun merasakan kebahagiaan itu...........dan akhirnya mereka dipersatukan dalam Tuhan......aku pun bahagia meliatnya.....namun itu berubah sewaktu dia terserang penyakit.....sekali lagi dia masih terliat kuat walaupun jasmani rapuh, tetapi dia selalu semangat untuk sembuh.......
tetapi semua kembali kepada Tuhan.......
tepat 3 Maret 2007 Tuhan kangen dengan dia...........tetapi semua masih terpancar kekuatan dalam dirinya......
itulah dia KAKAK tersayangku..............jika dia masih hidup aq bisa curhat tentang segala kejadia dan peristiwa yang aku alami.......
tetapi dia sudah bertemu Yesus di Surga...dan melihatku......dari sana........
belajar untuk mencontoh kekuatan dan ketabahan serta kepasrahannya dalam menjalin kehidupannya.....
I ALWAYS LOVE U MY SISTER.........i'm sorry in your life....i still make a distance for us.......but deep in my feel...i love u......

Kamis, 03 Maret 2011

teriak......teriak.....teriak.......@welirang.....

tanggal 19-20......aku pergi ke welirang...dalam acara survey untuk acara sekolah.......
ini pengalaman pertama aku untuk ke tempat - tempat campping........kalo tidak diajak oleh bapak ir yang sangat bijaksana.........dan sangat enak untuk bertukar pikiran dalam segala topik...karena pengalaman...terima kasih ya pak ir......
aku berangkat ke sana dengan percaya diri, tapi aku harus makan dlu untuk menambah energi pendakian,,,,,,,
lalu aku berangkat tepat pukul 21.00 kita menaiki jalan yg berliku2 seperti hidup yang penuh luki2 seperti lagu saja....tetapi dengan perjalanan itu banyak pengalaman yang telah aku daptkan...bahwa setelah aq sesampainya di puncak aq berteriak dengan kerasnya....sekejap saja beban hidupku berkurang......tidak hanya itu saja aku juga bekenalan anak-anak HIPPAST alumni sekolah tempat aku mengajar.....ternyata dibalik kesederhanaan mereka, aku diajari bahawa jika bisa dalam pendakian gunung, sesampainya diatas teriak sekencang mungkin (kayak mobil terbaru dong) agar beban hidup sedikit berkurang.......mereka juga mengajariku....dalam perjalanan pendakian yang terjal merupakan jalanan yang akan kita lewati dalam kehidupan ini...dimana kita harus terus bersabar...walaupun dalam pikir saya apakah saya bisa terus naek ke puncak........eh ternyata dengan semangat yang diberikan salah satu anggota alumni hippast yang terus menyemangatiku dari awal pendakian sampai akhir pendakian (aku lupa namanya sapa)..........terima kasih ya mas.....
sesampainya di kop-kopan aq teriak kencang...lalu kita membuat tenda untuk kita beristirahat.......
disana hanya 3 wanita (aku, mbak endah, mbak yuli), ternyata di kop-kopan kami dilayani bukannya kami melayani...wkwkwkwkwk.....aneh juga dilayani......
makanan dan minuman walaupun sederhana tetapi membuat kami merasa istimewa....
kami pun tidur pukul 03.00 karena kita sampai di kop-kopan pukul 01.30.......
kamipun tidur...entah apa yg terjdi terhadap pendaki cowok cos kami sudah terlelap dalam mimpi.........
banyak sekali pemandangan yang kami liat sesampainya di kop-kopan pada malam hari....kata pak ir seperti  permata pada malam hari....seandainya permata beneran wah pasti sudah ludes.....sekali lagi terima kasih pak ir.....
pagi hari tepat pukul 08.00 kami bangun dengan posisi merosot ke bawah dan semuanya berpelukan...wkwkwkwk....terasa dingin.......
kami pun dilayani lagi oleh para cowok2...wkwkwkwkw........kami tidak mandi tetapi basuh muka dan sikat gigi (maklum aku kedinginan cos suhunya 8C pasti dingin sekali......
kamipun seperti orang2 yang tidak pernah merasakan udara dingin dengan cara bernapas suapaya terliat kabut yang keluar dari mulut kita......(aku yang ndeso kali ya)........
terus sehabis sarapan kita diajak oleh pak ir...ke arah puncak gunung...
wow.............buaaggguuussss buuuuuaaangggeettt........ckckckck..........lalu kami turun....wuih...kabut mulai turun seperti film2 horor yang banyak asapnya (serem).......aku hampir lupa pada saat sampai di lereng gunung ternyata ada bapak tua yang masih kuat untuk mencari belerang....bapak diusiamu yang sudah tua masih saja kerja.... (seperti lagunya Ebiet.G.Ade "AYAH").
dan ada lagi mobil yang mengangkut belerang......
pada pukul 10.00 kita turun gunung...seperti pendekar yang harus turun gunung.....wkwkwkwk........selanjutnya di per bocor kami pun beristirahat....akupun tertidur (sampai keluar air liur...malu aku)
akhirnya kamipun sampai di pos pendakian....PUJI TUHAN sudah sampai dengan selamat akhirnya kita pulang ke surabaya......
tetapi yang membuat aku sedih, aku absen ke greja MAAFKAN AKU TUHAN..............ini juga aku lakukan untukMU mementukan pemhertian untuk JALAN SALIB......
AMPUN TUHAN........AMPUN TUHAN
nah banyak cerita yang terjadi disana...tidak bisa aku ceritakan........
jadi hikmah yang aku ambil.....
seterjalnya jalan kehidupan dapat kita lalui dengan kesabaran, walaupun pada awalnya kita pesimis tidak bisa melaluinya........dengan dorongan semnagat orang di sekitar yang selalu mencintai kita...kita pun bisa melaluinya walaupun terluka tetapi luka akan bisa sembuh walaupun lama atau lambat....semuanya HANYA TUHAN yang bisa menolong dan melindungi kita
GBU ALL.....

Jumat, 18 Februari 2011

26 tahun menjalani kehidupan.....

26 tahun aku menjalani kehidupan ini...........banyak sekali yang ku petik dalam kehidupan ini....
dalam hal belajar aq msih tergolong pemula.......banyak pengalaman yang mesti harus aku simpan di dalam memoriku.......
banyak kejadian dan peristiwa yang dulu sempat tidak pernah aku berpikir untuk mengalaminya,,,,,,,,,

26 tahun aku masih belum bisa untuk membuat orang tua bernapas lega dan tersenyum bangga melihatku....
memang semuanya harus dengan proses seperti yang di tuliskan pada kitab Pengkotbah : UNTUK SEGALA SESUATUNYA ADA WAKTUNYA

hal ini juga pernah dikirim seorang teman kepadaku melalui sms :
DISAAT TUHAN MENJAWAB DOAMU, DIA MENAMBAH IMANMU
DISAAT TUHAN BELUM MENJAWAB DOAMU, DIA MENAMBAH KESABARANMU
DISAAT TUHAN MEMBERIMU SESUATU YANG BUKAN DOAMU, DIA MEMBERI YANG TERBAIK UNTUKMU
 sms ini masih aku simpan........

semuanya harus dijalani dengan kesabaran........26 tahun ini aq harus berani untuk merubah cara hidupku untuk mau belajar menjadi sosok yang dewasa dalam mengambil keputusan......
meskipun keputusan itu selalu mendatang suatu penyesalan......

Bapak pun mengajariku bahwa dalam menjalani kehidupan harus pasrah n berusaha......
26 tahun ini aq juga harus mau belajar untuk hidup sederhana seperti Yesus mengajariku.....
memang semuanya tidak gampang seperti mengembalikan tangan saja.........

26 tahun banyak perasaan yang aku alami, aku merasakan cinta yang Tuhan berikan kepada lewat seorang pria (I always love him).....dan aku juga merasakan sakit juga karena cinta......
tetapi semua memang harus aku lewati.........

26 tahun kata orang adalah usia yang matang untuk berumah tangga alias menikah.......tetapi bagiku usia matang adalah mental yang siap untuk dimiliki oleh seseorang dalam menjalani kehidupan bersama pasangannya..........
aku akan menantikan hari yang sudah disiapkan oleh Tuhan menjadi awal kehidupanku yang baru......walaupun itu lama atau tidak.....

26 tahun  merupakan awal kehidupan yang aku dijalani di depan mata..........
masih banyak peristiwa yang harus aku lewati......aq hanya butuh kekuatan dan mental yang kuat saja dalam mengahdapi jalan yang sudah disiapkan Tuhan........